Jumat, 10 April 2009

askep nasofaring

KONSEP DASAR
CA. NASOFARING
A. DEFINISI
Ca Nasofaring adalah tumor ganas yang tumbuh didaerah nasofaring dengan predileksi difossa Rossenmuler dan atap nasofaring
(Arif Mansjoer.1990.110)
Ca nasofaring merupakan tumor ganas daerah kepala dan leher yang terbanyak ditemukan diIndonesia,yang diikuti oleh tumor ganas hidung dan sinus paranasal (18%),laring (16%) dan tumor ganas hidung mulut,tonsil,hiofaring dalam presentase rendah.
(Efianti A.Soepardi;2001,146)

B. ETIOLOGI
1. Kebiasaan makan
2. Lingkungan
3. Vrus Epstein-Barr
4. Geografis
5. Rasial
6. Jenis Kelamin
7. Genetik
8. Pekerjaan
9. Kebiasaan hidup
10. Kebudayaan
11. Sosial Ekonomi
12. Infeksi Kuman
(Efianty A.Soepardi;2001.146-147)

C. TANDA DAN GEJALA
Dibagi menjadi 4:
1. Gejala nasofaring,berupa:
- Epitaksis ringan
- Pilek atau sumbatan hidung
2. Gejala telinga,berupa:
- Tinitus
- Rasa tidak nyaman
- Nyeri ditelinga
3. Gejala saraf berupa
- Gangguan saraf otak,seperti
 Diplopia
 Parestesia trigeminal
 Paalisis arkus faring
 Kelumpuhan to bahu
 Sering tersedak
4. Gejala dileher
- Berjalan dileher
( Arif Mansjoer;1990.110)

D. PATHWAY
Terlampir
E. STADIUN CA NASOFARING
Untuk penentuan stadium dipakai system TNrG menurut UICC (1992)
T : Tumor Primer
To : Tidak tampak tumor
T1 : Tumor terbatas pada satu lokalisasi saja (lateral/posterosuperior/atap dan lain-lain)
T2 : Tumor terdapat pada dua lokalisasi atau lebih tetapi masih terbatas didalam rongga  
  Nasofaring
T3 : Tumor telah keluar dari rongga nasofaring (kerongga hidung Tu orofaring dsb)
T4 : Tumor telah keluar dari nasofaring dan telah merusak tulang tengkorak atau mengenai 
  saraf-saraf otak 
Tx : Tumor tidak jelas besarnya karena pemeriksaan tidak lengkap

N : Pembesaran kelenjar getah bening regional
No: Tidak ada pembesaran
N1: Terdapat pembesaran tetapi homolateral dan masih dapat digerakkan
N2: Terdapat pembesaran kontrarateral/bilateral dan masih dapat digerakkan
N3: Terdapat pembesaran baik homolateral,kontralateral walaupun bilateral yang sudah 
  melekat pada jaringan sekitar

M : Metastasis jauh
Mo: Tidak ada metastasis jauh
M1: Terdapat metastasis jauh

Stadium 1 :
T1 dan No dan No
Stadium 2 :
T2 dan No dan Mo
Stadium III :
T1/T2/T3 dan N1 dan Mo
Atau
T3 dan No dan Mo
Stadium IV :
T4 dan No/N1 dan Mo
Atau
T1/T2/T3/T4 dan N2/N3 dan Mo
Atau
T1/T2/T3/T4 dan No/N1/N2/N3 dan M1  
 (Efianty A.Soepardi;2001.149)

F. PEMERIKAAN DIAGNOSTIK
1. Pemeriksaan CT-Scan
Daerah kepala dan leher,sehingga pada tumor primer yang tersembunyi tidak akan selalu sulit ditemukan
2. Pemeriksaan Serologi IgA anti VCA untuk infeksi virus E-B
Sensitivitas IgA VCA adalah 97,5 % dan spesifikasi 91,8% dengan fifer berkisar antara 10-1280 dengan terbanyak fifer 160. IgA anti EA sensitivitasnya 100% tetapi spesifitasnya hanya 30%,sehingga pemeriksaan ini hanya digunakan untuk menentukan prognosis pengobatan.
3. Biopsi,dapat dilakukan dengan 2 cara:
a. Biopsi melalui hidung dilakukan tanpa melihat jelas tumornya
b. Biopsi melalui mulut
(Efianty A.Soepardi;2001.146-147)

G. PENATALAKSANAAN
Pengobatan utama adalah radioterapi. Sebagai tambahan dapat dilakukan diseksi leher, pemberian tetrasiklin,factor transfer.interferon,kemoterapi,seroferapi,vaksin dan anti virus. Sebagai terapi acuan terbaik adalah kemoterapi dengan kombinasi sis-platinum sebagai inti. Diseksi leher radikal dilakukan bila benjolan dileher tidak menghilang dengan radiasi atau timbul kembali dengan syarat tumor induknya hilang.
(Arif Mansjoer;1990,110)

H. PERAWATAN PALIATIF
Perhatian pertama harus diberikan pda pasien dengan pengobatan radiasi. Mulut rasa kering disebabkan oleh kerusakan liur mayor maupun minor sewaktu penyinaran. Pasien dianjrkan untuk makan banyak kuah,membawa minuman kemanapun pergi dan mencoba memakan dan mngunyah bahan yang rasa asam sehingga merangsang keluarnya air liur. Gangguan lain adalah mukositis rongga mulut,karena jamur,rasa kaku didaerah leher karena fibrosis jaringan akibat penyinaran,sakit kepala,kehilangan nafsu makan dan kadang-kadang muntah/rasa mual. Pasca pengobatan dapat pula timbul metastasis jauh pasca pengobatan ketulang,paru,hati,dan otak.

I. PENCEGAHAN
 Vaksinasi
 Migrasi penduduk
 Mengubah kebiasaan hidup yang salah
 Penyuluhan mengenai lingkungan hidup yang tidak sehat
 Meningkatkan social ekonomi
 Melakukan tes serologi IgA anti EA secara masal →dimasa yang akan dating
 Berbagai hal yang berkaitan dengan factor penyebab
(Efianty A.Soepardi;2001.150)

 












fOKUS PENGKAJIAN
1. Aktivitas/istirahat
Gejala :
- Kelemahan dan keletihan
- Perubahan pola istirhat dan jam kebiassan tidur malam hari,adanya factor-faktor yang mempengaruhi tidur misalnya:nyeri,ansietas,berkeringat pada mlam hari.
- Pekerjaan/profesi dengan pemajanan konsinogen lingkungan,tingkat stress tinggi.

2. Sirkulasi
Gejala : Palpitasi,nyeri dada,pada penyerahan kerja
Kebiasaan : Perubahan TD

3. Integritas Ego
Gejala :
 Faktor stress (keuangan,pekerjaan,perubahan peran) dan cara mengatasi stress (missal:merokok,minum alcohol,menunda mencari pengobatan,keyakinan/religious/ spiritual)
 Masalah perubahan dalam penampilan
 Menyangkal diagnosis,perasaan tak berdaya,putus asa,tidak mampu,tak bermakna,rasa bersalah,kehilangan control,depresi.
Tanda : Menyangkal,menarik diri,marah

4. Eliminasi
Gejala : Perubahan pada defekasi konstipsi/diare,perubahan eliminasi urin,perubahan bising 
  usus,distensi abdomen.
Tanda : Perubahan pada kelembapan/turgor kulit,edema

5. Neurosensori
Gejala : sakit kepala,tuli,juling,eksoftalmus

6. Nyeri/Kenyamanan
Gejala : Rasa tidak nyaman ditelinga sampai rasa nyeri telinga (atalgia),rasa kaku didaerah 
  leher karena fibrosis jaringan akibat penyinaan

7. Pernapasan
Gejala : Merokok (tembakau,mariyuana,hidup dengan seseorang yang merokok)

8. Keamanan
Gejala : 
- Pemajanan ada kimia toksik,karsinogen
- Pemajanan matahari lama/berlebihan
Tanda :
- Demam
- Ruam kulit,ulserasi

9. Seksualitas
Gejala : Masalah seksualitas,missal : dampak hubungan pada tingkat kepuasan


10. Interaksi
Gejala :
- Ketidak adekuatan/kelemahan system pendukung
- Riwayat perkawinan (berkenan dengan kepuasan dirumah,dukungan/bantuan)
- Masalah tentang fungsi/tanggung jawab peran

11. Penyuluhan/Pembelajaran
Gejala : Riwayat kanker pada keluarga
Missal : Ibu/bibi dengan kanker payudara
Penyakit Metastasis : Sisi tambahan yang terlibat,bila tidak ada riwayat alamiah dari primer akan memberikan informasi penting untuk mencari metastasis
Riwayat Pengobatan : Pengobatan sebelumnya untuk tempat kanker dan penbobatan yang diberikan


DIAGNOSA KEPERAWATAN dan INTERVENSI
1. Nyeri berhubungan dengan kompresi/destruksi jaringan saraf
Tujuan : Rasa nyeri teratasi atau terkontrol
Kriteria Hasil: Mendemonstrasikan penggunaan ketrampilan relaksasi nyeri 
Intervensi :
- Tentukan riwayat nyeri misalnya lokasi,frekuensi,durasi
- Dorong penggunaan ketrampilan managemen nyeri
- Evaluasi penghilangan nyeri atau control
- Kolaborasi Analgetik (morfin,metadon,atau campuran narkotik)

2. Gangguan persepsi sensori b/d gangguan status organ sekunder metastase tumor
Tujuan : Mampu beradaptasi terhadap perubahan sensori persepsi
Kriteria hasil: Mengenal gangguan dan berkompetensi terhadap perubahan
Intervensi :
- Tentukan ketajaman penglihatan
- Orientasikan pasien terhadap perubahan
- Observasi tanda-tanda dan gejala disorientasi
- Perhatikan tentang suram/penglihatan kabur
- Bicara dengan gerak mulut yang jelas
- Bicara pada sisi telinga yang sehat

3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan b/d konsekuensi kemoterapi
Tujuan : kebutuhan nutrisi pasien terpenuhi
kriteria hasil :
- Mendemonstrasikan BB stabil,penambahan berat badan progresif kearah tujuan dengan normalisasi nilai laboratorium
- Pengungkapan pemahaman pengaruh individual pada masukan adekuat
- Menunjukan tugor kulit normal dan membrane mukosa yang lembab
- Mengkonsumsi makanan dan cairan yang adekuat  
Intervensi :
- Pantau masukan makanan setiap hari
- Dorong pasien untuk akan diet tinggi kalori kaya nutrient dengan masukan cairan adekuat
- Control factor lingkungan (mis:bau kuat/tidak sedap/kebisingan). Hindari terlalu makanan manis berlemak/makanan pedas
- Dorong penggunaan tekhnik relaksasi,visualisasi,latihan sedang sebelum makan
- Identifikasi pasien yang mengalami mual/muntah yang diantisipasi
- Dorong komunikasi terbuka masalah anoreksia
- Evaluasi keefektifan antimetik
- Berikan antiemietrik,sedative,dan kortikostirod yang diresepkan

4. Resiko tinggi perubahan membrane mukosa oral berhubungan dengan efek samping agen kemoterapi radiasi
Tujuan : tidak terganggu pada membrane mukosa
Kriteria hasil :
- Menunjukkan mukosa oral yang berih dan utuh
- Tidak menujukkan adanya infeksi pada rongga mulut
- Melaporkan tidak adanya nyeri,kesulitan menelan,dan dehidrasi
Intervensi :
- Kaji kesehatan gigi dan hygiene oral pada penerimaan dan secara periodic
- Dorong masukkan nutrisi sesuai toleransi individu
- Pantau dan jelaskan tanda-tanda pasien tentang superinfeksi oral
- Instruksikan mengenai perubahan diet,missal : hindari makanan panas atau pedas,anjurkan penggunaan sedotan,mencerna makanan lembut atau diblender

5. Resti kekurangan integritas kulit b/d penurunan imun efek radiasi kemoterapi
Tujuan : Integritas kulit tetap terjaga

Kriteria hasil :
- Menunjukkan perubahan yang minimal pada kulit dan menghindari trama pada area kulit yang sakit
Intervensi :
- Kaji kulit dengan sering terhadap efek samping kanker
- Mandikan dengan menggunakan air hangat dan sabun ringan
- Hindari menggosok atau menggaruk area
- Anjurkan pasien untuk menghindari krim kulit apapun,bedak,salep,apapun kecuali diijinkan dokter
- Hindari pakaian yang ketat pada area tersebut
- Oleskan Vit.A dan D pada daerah tersebut
- Tinjau ulang efek samping dermatologis yang dicurigai pada kemoterapi

6. Resiko tinggi perubahan membrane mukosa oral b/d efek samping dengan kemoterapi radiasi
Tujuan : Tidak terjadi gangguan membrane mukosa
Kriteria hasil :
- Menunjukkan mukosa oral yang bersih dan utuh
- Tidak menunjukkan adanya ulserasi atau infeksi pada rongga mulut
- Melaporkan tidak adanya nyeri,kesulitan menelan dan dehidrasi
Intervensi :
- Kaji kesehatan gigi dan hygiene oral secara periodic
- Kaji rongga mulut tiap hari,perhatikan perubahan pada integritas membrane mukosa oral
- Instruksikan mengenai perubahan diet misalnya hindari makanan panas atau pedas. Anjurkan pengunaan sedotan. Mencerna makanan lembut atau diblender
- Pantau dan jelaskan tanda-tanda tentang superinteraksi oral
- Mulai program higene oral:gunakan pencuci mulut dari salin hangat larutan pelarut dari hydrogen peroksida,sikat dengan sikat gigi/benang gigi,pertahankan bibir lembab dengan pelumas bibir.

7. Gangguan harga diri b/d efek samping radioterapi,kehilangan rambut
Tujuan : Gangguan harga diri teratasi
Kriteria hasil :
- Mengungkapkan perubahan gaya hidup tentang perasaan tidak berdaya,putus asa
Intervensi :
- Tinjau ulang efek samping yang diantisipasi berkenaan dengan pengobatan tertentu
- Dorong diskusi tentang/pecahkan masalah tentang efek kanker
- Akui kesulitan yang mungkin dialami
- Evaluasi struktur pendukung yang ada dan digunakan oleh pasien/orang terdekat
- Beri dukungan emosi untuk pasien/orang terdekat selama tes diagnostic dan fase pengobatan
- gunakan sentuhan selama interaksi

8. Konstipasi/diare b/d iritasi mukosa GI sekunder kemoterapi
Tujuan : Gangguan defekasi tidak terjadi
Kriteria Hasil :
- Mempertahankan konsistensi atau defekasi umum
Intervensi :
- Kaji bising usus,gerakan usus termasuk frekuensi,konsistensi
- Pantau,masukan dan keluaran serta BB
- Dorong masukan cairan adekuat,peingkatan serta diet latihan
- Pastikan diet yang tepat : hindai makanan tinggi lemak,makanan serat tinggi,kafein tinggi
- Periksa infeksi bila tidak defekasi selama 3 hari atau distensi abdomen
- Berikan cairan IV,agen antidiare,Laksatif

9. Resiko terhadap perdarahan b/d system hematopoetil
Tujuan : Perdarahan dapat teratasi
Criteria Hasil :
- Tanda dan gejala perdarahan teridentifikasi
- Tidak menunjukkan adanya darah feses
- Tidak menunjukkan perdarahan gusi
Intervensi :
- Kaji terhadap potensial perdarahan:pantau jumlah trombosit
- Kaji terhadap perdarahan:petekhie,penurunan Hb Ht,perdarahan dari orifisium tubuh
- Instruksikan cara-cara meminimalkan perdarahan:gunakan sikat gigi halus. Hindari cairan pembilas mulut komersial,hindari makanan yang sulit dikunyah
- Lakukan tindakan meminimalkan perdarahan,hindari mengukur suhu rectal,hindari suntikan IM,lembabkan bibir dengan petrolatum,mempertahankan masukan cairan
- Gunakan pelunak feses atau tingkatkan serat dalam diet.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar